Keadaan sosial budaya suatu masyarakat adalah salah satu indikator keberhasilan pembangunan yang dapat dilihat secara kasat mata. Dari berbagai macam keadaan sosial budaya akan dirangkum dalam beberapa indikator, seperti indikator pendidikan, kesehatan dan keluarga berencana, serta agama.
Agama
Kehidupan beragama diatur dalam UUD 1945 Pasal 29 dan Sila Pertama Pancasila. Kehidupan beragama dikembangkan dan diarahkan untuk peningkatan ahlak demi kepentingan bersama untuk membangun masyarakat adil dan makmur.
Kabupaten Indramayu merupakan salah satu Kabupaten dengan mayoritas penduduknya memeluk Agama Islam. Pada tahun 2006 penduduk yang beragama Islam tercatat sebanyak 1.686.244 jiwa, sedangkan sisanya tersebar pada empat agama lain seperti Protestan tercatat sebesar 2.719 jiwa, Katolik 1.710 jiwa, Hindu 132 jiwa, Budha 282 jiwa dan Konghucu sebanyak 23 jiwa. Jumlah tempat peribadatan umat Islam di tahun 2006 tercatat sebanyak 804 Masjid, 3.734 Langgar dan 279 Mushola. Tempat peribadatan lainnya tercatat sebanyak 17 Gereja Protestan, 10 Gereja Katolik dan 2 Vihara. Pondok Pesantren yang ada di Indramayu tersebar hampir di seluruh Kecamatan kecuali di Kecamatan Pasekan. Pada tahun 2006 tercatat sebanyak 120 Pondok Pesantren yang ada di Kabupaten Indramayu dengan jumlah santri sebanyak 36.010 orang.
Kesehatan Dan Keluarga Berencana
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut pondasi dasarnya adalah fasilitas kesehatan yang murah, representatif serta mudah diakses diharapkan dapat meningkatakan kesadaran untuk hidup sehat. Jumlah Puskesmas termasuk puskesmas pembantu di Kabupaten Indramayu tercatat sebanyak 116 unit. Jumlah paramedis yang bertugas di Kabupaten Indramayu pada tahun 2006 tercatat sebanyak 677 orang. Banyaknya dokter yang melayani penduduk Indramayu tercatat sebanyak 63 dokter angka ini jauh dari angka yang ideal, di tahun 2006 tercatat proporsi dokter terhadap penduduk menunjukkan angka, 1 dokter per 27.128 penduduk. Sedang proporsi bidan terhadap pasangan usia subur menunjukkan angka 1 bidan per 1.680 pasangan usia subur.
Pelaksanaan imunisasi pada tahun 2006 cukup berhasil, hal ini disebakan oleh tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi bagi perkembangan kesehatan balita. Pencapaian imunisasi tertinggi pada pelaksanaan imunisasi TT.I yaitu sebanyak 36.269 dari total balita sedang pencapaian terendah pada imunisasi Hepatitis B 3 sebanyak 18.731 dari total balita. Status Gizi adalah Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat badan menurut umur. Jumlah balita di Kabupaten Indramayu dengan gizi buruk sebesar 1.481 balita.
Pada tahun 2006 jumlah akseptor KB mengalami penurunan secara persentase dibandingkan dengan jumlah pasangan usia subur, pada tahun 2006 tercatat sebesar 269.131 akseptor dari 361.100 pasangan usia subur atau sebesar 74,53%. Sedang di tahun 2005 tercatat 243.661 akseptor dari 348.637 pasangan usia subur (69,89%).
Hasil pentahapan Keluarga Sejahtera yang dilakukan oleh Dinas KB tahun 2006 yang dilakukan menunjukkan Keluarga Miskin menurut Dinas KB 32,10%. Keluarga Miskin menurut data Dinas KB adalah keluarga yang termasuk kategori Prasejahtera Alasan ekonomi dan Non Alasan Ekonomi serta Keluarga Sejahtera I karena Alasan Ekonomi.
Pendidikan
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan manusia adalah kemajuan dibidang pendidikan. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu pada tahun 2006 untuk tingkat Sekolah Dasar jumlah sekolah tercatat sebanyak 878 dan murid sebanyak 195.087 orang. Kemudian di tingkat SMP jumlah sekolah tercatat sebanyak 131 dan murid sebanyak 57.379 orang. Sedangkan di tingkat SLTA jumlah sekolah tercatat sebanyak 45 dan murid sebanyak 15.172 orang. Dan untuk Sekolah Menengah Kejuruan tercatat memilik sekolah sebanyak 37 sekolah 12.380 orang murid.
Dari 12.888 orang guru yang berada di Kabupaten Indramayu sebanyak 7.535 atau 58,47% mengajar di institusi pendidikan dasar sedang sisanya sebanyak 41,53% mengajar di sekolah lanjutan (SLTA dan SMK).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar